KISAH SEEKOR ANAK HARIMAU
Pada suatu hari disebuah hutan belantara, hiduplah sekawanan kambing, induk dan anak-anaknya. Mereka senantiasa selalu bersama-sama. Dan seperti hari yang lain, hari ini mereka menghabiskan waktu dengan bergerombol dipinggiran sungai kecil. Mereka betul-betul menikmati segarnya rerumputan yang masih hijau dan mereguk nikamatnya air yang mengalir disungai tersebut. Hampir setiap hari mereka melakukan kebiasaan ini, Dan sampai matahari hampir terbenam mereka akan segera bergerombol kembali ke sarangnya.
Hingga pada suatu hari, ketika mereka asyik bermain-main dipinggir sungai, terdengarlah rintihan suara seekor anak harimau, karena rasa ingin tahu, anak-anak kambing itu segera memanggil induknya untuk memastikan apakah betul itu harimau. Sang induk kambing segera berlalu menuju tempat yang dimaksud, ya benarlah ternyata seekor anak harimau kecil yang tersesat.
“Sedang apakah kamu disini?” kata induk kambing.
Anak harimau hanya menggeleng tanpa bersuara.
“Kemana ibu dan saudara-saudaramu?” kata induk kambing lagi.
Anak harimau kembali menggeleng tanpa suara.
“Lebih baik kamu ikut dengan kami, karena hari sudah mulai gelap, sangat berbahaya berada disini apabila hari sudah malam, ayo ikuti kami!” ajak si induk kambing.
Dengan langkah perlahan si anak harimau ikut dengan mereka. Tinggal disarang mereka dan bermain dengan anak-anak kambing yang lain. Tanpa terasa waktu-pun berlalu, sudah cukup lama anak harimau hidup bersama kawanan kambing. Makan bersama mereka, bermain bersama mereka. Sehingga tanpa dia sadari dia tumbuh seperti anak kambing yang lain, makanannya adalah rerumputan hijau, sampai-sampai si anak harimau pun ikut mengembik karena dia tidak tahu bagaimana bersuara mengaum.
Pada suatu waktu, ketika kawanan kambing dan anak harimau itu sedang asyik bermain dipinggir sungai, tibalah kawanan harimau datang dengan suara mengaum buas mencari mangsa. Rupanya mereka tahu tentang keberadaan kawanan kambing yang selalu berada disitu setiap senja. Dan rasa lapar mereka membawanya kesana. Mendengar suara auman dari jauh, larilah dengan terbirit-birit kambing-kambing tersebut, karena lari mereka tidak cukup cepat beberapa dari kambing-kambing tersebut berhasil mereka terkam. Si anak harimau-pun ikut lari terbirit-birit sampai membuat seekor harimau besar keheranan. Sambil berlari dia bertanya,” Hey kamu tidak perlu takut kami khan kawananmu juga?”
Namun jawab anak harimau hanyalah embikan panjang sambil tetap berlari.
Cerita itu mengingatkan diri kita yang terkadang lupa akan keberadaan dan kemampuan diri kita. Setiap insan diciptakan berbeda dan dengan segala kelebihan yang patut kita cari, karena kita memang punya. Dengan berada di dalam bisingnya masyarakat yang sering membawa banyak pengaruh terhadap diri kita, terkadang tanpa kita sadari, membuat kita kehilangan jati diri yang sebenarnya dan terseret oleh arus. Seorang pemuda yang tinggal dilingkungan preman mungkin dia akan merasa malu apabila dia tidak ikut menjadi sosok preman dan berpenampilan ala preman. Seorang pelajar yang mungkin dari keluarga sederhana akan sanggup memaksa orangtuanya dengan segala daya upaya hanya demi mendapatkan barang yang disebut “handphone” karena dia pikir itu semua adalah gengsi.
Namun pada akhirnya semakin kita mengikuti pengaruh yang disebut orang sebagai kemajuan jaman, semakin kita kehilangan kendali akan diri. Jaman memang akan bertambah maju, dengan semakin cerdasnya pola pikir manusia, membuat hal yang tidak mungkin bisa menjadi mungkin. Untuk mampu bertahan dalam mengahdapi itu semua, memang diperlukan pribadi yang kukuh pada prinsip serta iman yang kuat. Karena tidak semua kemajuan akan membawa dampak positif terhadap diri.
Nah,.. bagaimana? Masih maukah kita menjadi seekor harimau namun tidak mempunyai taring?
(sby,16/06/08 mencoba menulis by r-ishaa)
0 comments:
Post a Comment