Pencari Kayu dan Rusa Betina
Di suatu desa di kaki gunung, hiduplah sepasang suami istri yang hidup berkasih-kasihan. Mereka hidup cukup lama ditengah sunyinya gunung tanpa sanak saudara. Mereka tinggal di sebuah gubug yang mungil berdinding kayu dan beratap jerami. Setiap harinya si suami bekerja mencari kayu dihutan. Berangkat dipagi hari dan akan pulang lewat tengah hari. Sedangkan istrinya sehari-harinya, mengisi waktunya dengan mencari buah-buahan serta sayuran disekitar rumahnya.
Hingga pada suatu hari, ketika si pencari kayu itu berada ditengah hutan, terlihat seekor rusa betina yang elok melintas didepannya. Karena rasa ingin tahunya dan juga membayangkan lezatnya daging rusa, pencari kayu itu perlahan mengendap-ngendap mengejar rusa betina itu, namun ternyata rusa itu lebih gesit, dengan gerakannya yang lembut dan kuat dia berlari semakin menjauh. Semakin penasaran si pencari kayu dibuatnya.
Hingga tanpa terasa, matahari semakin bergulir dan si pencari kayu mulai menyadari bahwa dirinya sudah berjalan cukup jauh. Semakin dia mencari jalan untuk kembali semakin jauhlah dia dari gubug-nya. Dan akhirnya hari berganti malam, karena kelelahan tertidurlah dia dibawah pohon.
Ketika fajar menyingsing, terbangunlah si pencari kayu itu dengan hati penuh kegelisahan, sambil bertanya-tanya didalam hati si pencari kayu perlahan berjalan mengikuti langkah kakinya. Ditengah perjalanannya bertemulah dia dengan burung merpati yang sedang menikmati pagi, bertanyalah si pencari kayu,
"Hei..burung tahukah kau dimana rumahku yang terbuat dari kayu dan beratap jerami, yang akan kau cium bau kehangatan didalamnya?"
"Aku tidak tahu, tapi coba carilah di pucuk pohon tertinggi, mungkin kau bisa melihatnya dari sana," jawab si burung merpati.
"Terima kasih aku akan coba," kata si pencari kayu.
Dilanjutkanlah perjalanannya untuk mencari pohon tertinggi dihutan itu, setelah sampai dipanjatnya pohon itu untuk mencari dimana rumahnya. Ternyata tidak terlihat apapun, hanya pemandangan hijau menghampar didepan matanya tanpa terlihat rumahnya sekalipun. Dengan kecewa, si pencari kayu turun dan melanjutkan perjalanan. Ditengah perjalanan kembali dia bertemu dengan seekor rubah, ditanyalah oleh si pencari kayu.
"Hei... rubah tahukah kau dimana rumahku yang terbuat dari kayu dan beratap jerami, yang akan kau cium bau kasih sayang didalamnya?"
"Aku tidak tahu, tapi coba carilah di puncak gunung tertinggi, mungkin kau bisa melihatnya dari sana," jawab si rubah.
"Terima kasih aku akan coba," kata si pencari kayu.
Dilanjutkan perjalanannya mencari puncak tertinggi, setelah sampai didakinya dengan susah payah. Namun setelah sampai dipuncaknya, kecewalah dia karena yang terlihat hanyalah hamparan putih awan berarak.
Dengan langkah gontai, si pencari kayu turun dari gunung itu. Dan karena kelelahan tertidurlah dia dibawah kaki gunung itu.
Dalam tidurnya di bermimpi melihat istrinya yang sedang tersenyum didepannya, dalam tidurnya istrinya berkata,"Ikutlah rusa itu pak, dengan penuh keyakinan karena dia akan membawa Bapak pulang kembali kerumah".
Pada saat terbangun dari tidur, teringatlah dia akan mimpi itu, dan dengan terkejut, dilihatnya rusa yang elok itu sudah duduk didepannya.
Dengan keheranan dia bertanya, "Hei..rusa tahukah kau dimana rumahku yang kurindukan?"
Rusa menjawab, "ikutlah aku".
Diikutilah si rusa betina itu dengan langkah yang penuh kelelahan, dan tak beberapa lama kemudian tibalah mereka didepan gubug si pencari kayu yang berdinding kayu dan beratap jerami.
"Bagaimana kau tahu inilah jalan yang kucari"? tanyanya pada rusa itu.
"Karena akulah yang membuatmu tersesat dan dengan keyakinan yang ada dihatimu aku akan mengembalikanmu lagi, "jawab si rusa.
Dengan penuh sukacita kembalilah si pencari kayu ke istrinya yang sudah menunggunya dan mereka kembali hidup berbahagia.
(sby, 03/07/08, mencoba menulis, r-ishaa)
0 comments:
Post a Comment