IN MEMORIAM “MBAH ELLI”, 15 PEBRUARI 2008

Sekali lagi untuk kesekian kalinya, salah satu temanku pergi, menghadap Sang Pencipta. Dan untuk kesekian kalinya aku dan yang lainnya tetaplah berbaris rapi juga menuju-Nya. Mengingat satu rekan kerja ku yang kami panggil dengan sebutan “mbah”, karena umur beliau yang sudah cukup lama dibandingkan kami, 77 tahun. Mbah Elli, begitu kami menyebut lengkapnya, memang bisa disebut seseorang yang cukup aktif. Dengan usia se-lanjut itu beliau masih mampu mengerjakan pekerjaan kantor yang berurusan dengan hal seputar pajak. Masih tangkas mengendarai motor dengan kecepatan diatas rata-rata, dan pantang sekali terlihat lemah didepan kami. Meskipun akhirnya secara fisik, beliau menyerah pada penyakit yang tanpa beliau sadari, osteoporosis stadium 4, yang memakan habis sebagian dari tulang iga-nya. Kemarin kami ber-bela sungkawa ke rumah beliau dan seperti ritual lainnya pun, kami akan mendengarkan dengan takzim penuturan anggota keluarga beliau yang menceritakan saat – saat terakhir. Diceritakan bahwa pada saat terakhir hampir datang, kakek dari 24 cucu dan 2 cicit ini sudah mampu menyambutnya, begitu merasakan kehadiran malaikat Izrail yang menunggu disamping-nya dan mampu mengikhlaskan semuanya. Beliau pun sempat meminta sang istri untuk menghubungi teman-teman di kantor dan pihak keluar untuk berpamitan dan berpesan terakhir. Aku menulis ini, sebagai persembahan terakhir-ku buat Pak Elli, semoga tenang dialam sana dan namanya tersimpan rapi di hati orang-orang yang menyayang-nya. Yang selalu tersimpan jelas dalam ingatan kami, beliau adalah sosok yang tegar, berpikir bahwa kemauan keras akan mampu mengeluarkan kemampuan yang tak terlihat, selalu aktif tanpa terbentur dengan usia dan keadaan dan pengabdian tanpa ada batas. Dari kami,….. Selamat jalan mbah Elly…… Telah jatuh sudah Helai daun yang tertulis namanya Kembali menuju tempat dia berasal. Telah tergores sudah Kenangan tentang hidupnya Tersimpan di benak dan tak terlupa. Dia ada ketika kami-pun ada Bersama saling tersenyum Dan melewatkan waktu. Ingin di hati kami Yang sedang berbaris menuju-Nya Mampu kembali dalam senyum dan kenangan indah. Sadari di hati kami Kami pulang tanpa apa-apa Hanya iman dan kebaikan sebagai bekal.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

1 comments:

Anonymous said...

Mbah Elli, Hmmm.....Kenangan waktu aku masih sekantor dengan beliau itu...memang betul beliau itu masih cekatan dalam hal pekerjaanya meskipun usia lanjut yg mungkin udah usia untuk pensiun 20 tahun yg lalu kali...tapi beliau masih dipertahankan di perusahaan itu....hmmm....
Beliau itu lucu mungkin karyawan sebanyak itu yg pake dasi cuman Mbah Elli :)..hehehe...kalo ngomong ceplas ceplos tanpa tedeng aling aling..apalagi kalo ngomongin soal cewek...hehehe kayak masih muda aja beliau...tapi itulah Mbah Elli..yg membuat semua karyawan kagum sama beliau....

Selamat jalan Mbah Elli, Semoga Alloh SWT menerima amal dan ibadahnya Amiin

Innalillahi Wainnalillahi Roji'un