Menggapai puncak Mahameru
Mahameru adalah salah satu puncak tertinggi di Indonesia (3676 m), yang terletak di daerah Jawa Timur dan diantara pegunungan Tengger. Mengingatkan saya pada pengalaman beberapa tahun yang lalu bersama kawan-kawan.
Waktu itu sekitar tahun 2002, kami berlima dalam rombongan memutuskan untuk berangkat melihat keindahan gunung Semeru. Dengan perbekalan cukup untuk kurang lebih 1 minggu, kami berangkat dari Surabaya dengan menggunakan bis menuju kota Malang, karena kami berencana melalui jalur Tumpang. Setelah kurang lebih 2 jam perjalanan, akhirnya bis yang kami tumpangi mendarat juga di terminal Arjosari dan segera saja kami memasuki lyn warna putih menuju Tumpang. Sambil menambah referensi perjalanan kami dengan bertanya-tanya pada pak sopir, akhirnya tak terasa hawa dingin sudah mulai menusuk kulit, meskipun saat itu masih pukul 11 siang. Perhentian terakhir kami adalah pasar Tumpang, dari situ kami harus menunggu calon penumpang atau pendaki lain yang mau berbagi jeep dengan kami. Karena satu-satunya kendaraan yang bias mengantar kami ke pos terdekat hanyalah jeep dengan kapasitas penumpang 8 orang. Yaah… kami rela menunggu sebentar daripada kami harus membayar ongkos lebih mahal karena jeep tidak memenuhi kuota yang diinginkan pak sopir. Untunglah belum lewat 1 jam kami ber’gembel ria’ di depan pasar terlihat ada rombongan yang baru datang dan dari penampilannya pastilah mereka juga punya niat yang sama dengan kami. Perkenalan singkat membuat kami tahu mereka rombongan dari Yogyakarta 4 orang dan sepasang dari Malang….. cukuplah… akhirnya dengan sigap kami segera mengangkat barang bawaan kami keatas jeep.
Singkat cerita panjangnya perjalan tak terasa dikalahkan oleh sejuknya hawa sore itu dan terhampar pemandangan dari kebun kebun sayur penduduk setempat. Setelah melewati desa Gubuklakah, Ngadas dan tempet bermukimnya suku Tengger, pukul 5 tepat akhirnya kami sampai juga di pos pertama yaitu Danau Ranupane….. segera saja kami melakukan pendataan perijinan dan malam itu kami juga bermaksud bermalam.. dan kebetulan pihak perijinan menyediakan tempat semacam bangunan sederhana dari kayu. Hmm….. akhirnya ada juga tempat nyaman untuk sekedar meluruskan badan……….
Hari kedua, kami memulai perjalanan pukul 8 pagi agar semua berjalan lancar, setelah sarapan kami sedikit stretching sejenak dan perjalanan pun dimulai…….tujuan kami yaitu pos 2 Danau Ranukumbolo. Kami banyak melewati jalan setapak yang banyak dihiasi dengan pohon-pohon yang tumbang serta banyak semak dan perdu. Dan pukul 1 siang akhirnya tiba juga kami di RanuKumbolo. Tempat yang indah sekali.. Sebuah lembah yang menghampar luas dan terdapat danau yang berwarna hijau dengan dikelilingi pinus dan cemara, didepan danau terdapat pula pos pendakian. Malam itu sekali lagi kami memutuskan untuk bermalam disitu.
Hari ketiga kami melanjutkan perjalanan menuju Aracapada. Melewati Tanjakan Cinta dan Savana Oro Oro Ombo akhirnya kami sampai di pos Kalimati. Disini keadaan begitu panas seakan akan di padang pasir karena disekeliling pos terhampar padang rumput berwarna kekuningan dan debu-debu pasir mulai terasa disini. Tanpa berlama – lama kami berjalan lagi memasuki hutan pinus yang mulai gelap dan terlihat banyak longsoran disana sini. Malam itu kami bermalam di Arcapada, meskipun dibanding pos yang lain kurang nyaman, tapi lumayanlah. Malam itu kami lewati dengan suara deru angin dan udara yang dingin membuat malam semakin mencekam……. Hmm meringkuk di rumah mungkin pilihan paling tepat saat ini (hehehehe).
Pukul 3 pagi kami sudah mulai berkemas, dengan membawa perbekalan kami berjalan penuh kehati-hatian karena banyak longsoran, dan dikanan kiri kami juga terhampar jurang longsoran pula. Setelah melewati Cemoro Tunggal yang merupakan vegetasi terakhir, akhirnya kami mulai bergelut dengan lautan pasir. Untung kami berangkat pagi sekali…sekali pasir masih terasa basah dan padat. Kurang lebih 4 jam akhirnya kami sampai di puncak Jonggring Saloka………..
Waaaahhh….. menikmati matahari terbit dari atas puncak Mahameru memang terasa bedanya. Sesekali terlihat semburan asap berwarna hitam dari kawahnya. Kelelahan yang ada terasa tergantikan pada saat-saat di puncak. Syukur Alhamdulillah kami panjatkan, karena kami masih diberikan kesempatan untuk menikmati satu lagi karya sang Pencipta…………………………………………………………..
0 comments:
Post a Comment