Peringatan Hari Lingkungan Hidup

Tanggal 5 Juni yang diperingati setiap tahunnya sebagai hari lingkungan hidup sedunia, membuat saya selalu teringat kegiatan setahun yang lalu bersama-sama kawan-kawan dari satu organisasi. Pada waktu itu saya masih aktif sebagai pengurus kegiatan di oraganisasi. Saat itu kami memperingatinya dengan melakukan aksi bebas asap selama 12 jam dilingkungan sekitar kampus. Aksi bebas asap ini dimulai dari hal-hal kecil semacam larangan merokok di area kampus sampai larangan menyalakan kendaraan bermotor. Sebelum melakukan aksi tersebut, kami sudah meminta persetujuan dari pihak rektorat dan jajarannya; dan merekapun setuju serta mendukung kegiatan kami. Persiapan-pun tidak kurang telah kami lakukan, kami sudah mempersiapkan beberapa personil untuk berjaga-jaga dibeberapa titik yang telah kami tentukan. Antara lain digerbang masuk kampus, dimana beberapa tanda dilarang menyalakan kendaraan bermotor sudah kami pasang (MEMPERINGATI HARI LINGKUNGAN HIDUP 5 JUNI, “12 JAM BEBAS ASAP”). Dan tak lupa beberapa personil kami tugaskan disana untuk mengatur dan menghentikan kendaraan bermotor yang masuk area kampus. Oh ya, aksi ini kami mulai tepat pukul 7 pagi dan berakhir sampai pukul 7 malam dan berlaku diseluruh kawasan kampus. Selain di gerbang, kami juga menyebarkan beberapa personil di seluruh area untuk berjaga-jaga apabila ada yang masih merokok. Beberapa kejadian tentu saja mewarnai aksi kami. Ternyata tidak semua orang mau mendukung aksi kami, meskipun itu untuk kepentingan mereka. Ada yang pada waktu dihentikan kendaraan mereka di gerbang mereka menurut, namun setelah jarak beberapa meter mereka kembali menyalakan mesin kendaraan mereka. Alhasil kami harus berkejar-kejaran dan sibuk berteriak untuk memperingatkan mereka (…). Ada juga yang tidak mau terima, ketika kita anjurkan untuk mematikan rokok mereka, meskipun kita sudah membagikan permen gratis sebagai ganti menghisap rokok. Yang lucu lagi, ketika sang Bapak Rektor datang. Tentu saja beliau mengendarai mobil karena jarak gedung rektorat dan pintu gerbang masih lumayan jauh. Dan pada waktu itu Bapak Rektor berpesan bahwa beliau pulang agak larut sehingga meminta kami sedapat mungkin “menggelandang” mobil beliau di lokasi parkir gedung rektorat. Untuk Bapak Rektor kami tidak bingung, karena kami sudah menyiapkan becak untuk mengantar beliau sampai di tempat yang dituju. Dan mobilnya? Setelah dirembug sama-sama akhirnya kita sepakat untuk mendorong mobil tersebut sampai diparkir rektorat…yah lumayan sih (heheheh cape’ deh). Sebenarnya banyak sekali pro dan kontra yang kami temui di sepanjang 12 jam aksi kami. Meskipun telah kami lihat bahwa kesadaran sebagai mahasiswa untuk tetap menjaga lingkungan masih kurang. Padahal hasil yang kami rasakan selama 12 jam tanpa asap betul-betul terasa. Apalagi kebetulan lingkungan kampus kami bersebelahan dengan area sawah. Udara segar terasa memenuhi paru-paru, begitu kami menghisap nafas dalam-dalam. Ya, memang isu-isu tentang pemanasan global, kerusakan lingkungan seperti pencemaran, longsor, bencana banjir sudah merebak dimana-mana. Bumi-pun sudah mulai tua seiring dengan menipisnya lapisan ozon. Mungkin kita tidak mampu berbuat banyak, namun alangkah baiknya apabila kita memulai dari diri kita sendiri dengan melakukan hal kecil terlebih dahulu, yaitu membuang sampah pada tempatnya. Kalau itu sudah menjadi kebiasaan, maka kebiasaan itu bisa kita tularkan kepada orang-orang terdekat kita. Memang pendidikan lingkungan khususnya di Indonesia masih belum begitu dirasakan, dan pemerintah-pun belum memasukkan kurikulum pendidikan lingkungan disekolah-sekolah. Namun setidaknya kita bisa mulai berpikir tentang apa yang bisa kita wariskan pada anak cucu nanti……. (Sby, 5 Juni 2008, mencoba menulis)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

0 comments: