SAHABAT & BELAHAN JIWAKU

“Ibu gak ada temenge ya? Tak temengi aku ya?”
Itu satu kata-kata yang terngiang di telingaku hari ini. Si kecil sudah beranjak 3 tahun 5 bulan, dan yang membuatku selalu jatuh cinta padanya adalah kata-katanya yang seakan tak pernah habis dan polahnya yang tak pernah bisa diam. Ada yang menyebut anakku termasuk hiperaktif, tetapi buatku dia adalah anak yang aktif dan rasa ingin tahunya begitu tinggi.
Hari ini seperti biasa apabila dia sibuk menonton film kesukaannya, The Barney Show, aku mulai mencari kesibukan dengan membaca buku, dan begitu melihatku membaca buku, si kecil langsung sibuk mengangkut buku bukunya untuk minta dibacakan juga. Dan kali ini aku minta giliran si kecil buat cerita.
“Ayo adhek yang cerita gentian, khan adhek hafal ceritanya”
“Suaraku habis bu, ehm….sambil berlagak batuk batuk " ibu aja…”
“Lho dicoba dulu pasti bisa, tuh dari tadi nyanyi nyanyi juga ga papa”
Langsung dia menjajar buku bukunya
“Yang mana bu, yang ini aja ya,” Sambil menunjuk buku berjudul “Pergi ke Ciulin”
“Ya coba”
Dibukanya halaman pertama, langsung saja si kecil asyik bercerita
“Mau pergi..naik mobil. Ira bawa tas, ade bawa tas, Ari bawa mainan, Ibu bawa tas”
halaman selanjutnya,” banyak mobil di jalan…ayo ibu hitung ada berapa orangnya…1,..2..3..4..5..6..7…ada 7 terus jalan ada mobil ada truk ada bis ada mobil lagi”
Halaman terakhir,” Horee samapai rumah nenek, eh awas ada ayam….hehehe bu ayamnya kaget mau ditabarak ya?...selesai!!!”
Dibuku yang kedua, ada hal yang berbeda dari cara berceritanya. Sempat aku merekam dan kucoba tuliskan disini. Buku kedua berjudul “Pergi Piknik”
“F ong peng eng…”
“Ayo…naik kuda…”
“naik kuda…anta kuda…ayah adhek ibu ayah nenek telus..
“Terus kemana itu ya?
“sini…tooko
“beli apa itu?
“bayong…e song peng keng om ning keng ira dan adhek dan ita dan adhek beli mainan, lho ibu mana?
“Ibu kemana tadi? Beli buah
“ibu disini gak ada?
“Iya dibaliknya ini
“esh ong keng lho ari sama adhek tadi mana?
“di halaman yang tadi beli mainan
“esh ong keng o p keng peng…
“Ibu beli buah apa?
“jeluk…esh ong peng leng keng esh on peng om neng
“buah apa itu? Buah a?
“apel esh m o p meng peng …
“bahasa apa itu?
“lho basa endoneca….esg ong peng m o p keng teng om neng…lho bu sini ada kambing…..es om peng teng….”
Waahh…adhek pinter bercerita…. Tepuk tangan….
Si kecil semakin pandai mengekspresikan perasaannya juga berimajinasi, terkadang kami bermain imajinasi seperti memancing di kolam pinggir tempat tidur dan buat ikan bakar.
Satu hal yang pernah kubaca dalam buku “Bright Mom” karya Iva Afianty, bahwa dengan memberi kebebasan anak untuk berekspresi dan berimajinasi akan semakin membuat mereka mampu mengembangkan kreativitas kerja otak mereka serta meningkatkan kecerdasan. (semoga…).
Buatku, si kecil mampu menjadi teman, sahabat , anak dan seseorang yang bagiku adalah bagian dari jiwaku. Untuknya, kucoba berusaha melakukan yang terbaik. Menjadi apapun pilihannya adalah yang terbaik bagi dirinya.
Tahu nggak? Pernah aku coba Tanya, “Adhek kalau sudah besar mau jadi apa? “
Jawabannya mantap dan sampai sekarang tak berubah, “Jadi robot”
“Kenapa?” “ Iya, robot tu kan kuat, bisa jadi pesawat”.
Jawaban itu mulai imur 2 tahun setengah sampai sekarang tak berubah. Dan yang aku salut, dia sudah mulai berpikir kritis, karena sejak kecil kucoba selalu memberikan pertanyaan mengapa?
Oh ya seperti aku bilang tadi, si kecil bukanlah anak yang suka duduk diam, dia lebih suka bereksplorasi keliling ruangan, kalau bisa kemanapun ada pintu dia akan masuk. Teringat saat itu aku ada keperluan ke Bank, dan seperti biasa antrean customer service begitu lama, hampir satu jam. Dan aku tahu kalau si kecil tidak dialihkan perhatian, dia pasti cepat bosan bereksplorasi di satu ruangan dan akan merengek minta pulang. Akhinya kucoba ajak dia berkomunikasi, setiap dia berjalan kembali kea rah ku selalu kuajak bicara tentang berapa jumlah lampu warna putih dek? 1..2…3… dia akan menghitung. Atau coba hitung orang yang pakai baju biru… berapa jumlah tanaman didalam ruangan…. Dia akan bilang bagus ya bu pohonnya…. Iya makanya jangan dipetik atau dirusak ya… nanti gak bagus lagi jadinya, atau bersih ya ruangannya, jadi jangan buang sampah sembarangan.
Memang, tingkat kesadaran dan peka lingkungan harus ditanamkan sejak dini, hingga mengakar hal yang positif, dan peran ibu sangatlah besar disini, khusus nya dalam mendidik. Harapanku, si kecil menjadi anak yang mengerti. Bukan hanya bisa berbicara atau bertindak tapi tak paham maknanya. Mampu mengerti dan peka akan hal hal semestinya. (Amiinnn…)…

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

0 comments: